Entah apa spesialnya orang ini. Tapi aku ingin
berbagi kisahku bersama dirinya.
Cantik? Dikit. Baik? Dikit. Cerewet? Iya,
banyak. Galak? Iya, banget. Pelit? Naudzubillah.
Aku mengenal Arek Malang -atau terkenal dengan
semboyan kera ngalam- ini ketika kami berada di salah satu organisasi di kampus
kami, yaitu JN UKMI UNS. Kami berada pada satu tempat yang sama, departemen dakwah
kampus dengan segala kegiatan yang menuntut kami untuk saling mengenal. Pada mulanya
Arinul, begitu kini aku memanggilnya, sangat angguuuuuun sekali. Menyapanya,
sms dia, ngobrol sama dia aku sangat.sangat.sangat hati-hati, hal yang sering
kulakukan ketika aku menjalin komunikasi dengan orang yang belum begitu
kukenal. Menipu sekali, benar benar menipu. Karna ternyata banyak kesamaan
diantara kami yang kami sendiri juga belum tau. Kami kuliah dalam satu gedung,
kami ndak tau.(saya p.biologi dia p.matematika, sama-sama Gd.D FKIP). Bahkan
ketika berada pada satu bidang di sebuah organisasi tingkat fakultas kami juga
tidak tau (saya dept.syiar dia dept.media, sama-sama Bidang Dakwah SKI FKIP
UNS). Benar-benar unik.
Aura kegilaan pada kami mulai muncul ketika kami sering
bersama-sama dalam hal meminta bantuan, dulu sering saya meminta bantuan
a.b.c.d sama dia, begitu juga sebaliknya. Percakapan unik yang mengundang tawa,
tanpa sengaja selalu terjadi dan keluar dari lontaran celotehan kami. Layaknya dua
teman yang bermusuhan kami selalu berusaha untuk saling menjatuhkan. Dan saya
senang, karna dilihat dari berbagai aspek, jelas saya yang selalu berpeluang
untuk menang. Ha ha ha :P
Sebenarnya agak nyleneh, sebagai anggota LDK
kami tak seharusnya seperti ini. Tapi hal seperti ini seakan menjadi candu bagi
kami, kami serasa hidup di dalam naungan kegembiraan yang luar biasa, hahaha
#eh.eh.eh tunggu sebentar, kami?? Bukan dink..
untuk yang ini sepertinya cukup saya saja. :D
#kenapa demikian?? Karena saya belum tau benar,
si Arinul itu tersiksa atau tidak berteman dengan saya. Karena saya belum
pernah bertanya padanya “hei Arinul, apa kau menyesal mengenalku?” ha ha ha
Banyak sekali peristiwa yang ingin kutuliskan
disini, sampe aku berhati-hati –mbok- nanti ada kisah yang terlewat, hhhe. Pernah
dia mengungkapkan kegundahan hatinya seputar –kenapa saya selalu uring-uringan ketika
berkoordinasi dikepanitiaan, nda bisa santé?- lalu dengan cepat tanpa pikir
panjang jawaban keluar dari mulut saya –iyalah,auramu aura setan- kemudian dia
tertawa.
Dengan segala ke-PeDe-an nya waktu itu, dia
berkoar koar akan membuat masakan yang enak untuk buka bersama (agenda
bid.dakwah Ukmi di rumah mba Fia). Dan benar, ia yang paling banyak menyetir
rantai masak memasak, tapi tapi tapiii… hhha gak tega ngomongnya.. sambelnya
getir-kebanyakan bawang putih-, tempenya hambar -kurang bumbu- yess saya menang
lagi :P
Lalu disebuah tangga yang kini sudah tiada,
tangga masjid NH bagian akhwat yang dulu, pernah aku mengatakan, “aku senang
berjalan denganmu..”, lalu dia tersenyum senyum pasang muka manis -tapi gagal-
, kulanjutkan pembicaraanku, “bahwasanya aku senang berjalan berdua dengannya
karena dengan begitu terlihat jelas aku yang lebih tinggi”. Lalu tanpa memberi kode
dia langsung memukuli ku. Hahah ora lara :P
Kami sama-sama bertekad keluar dari SKI dan fokus
pada satu tempat, Dakwah UKMI, tapi sampai sekarang, desah nafas kami berhembus
mengibarkan panji-panji SKI. (bukan masalah, hanya beda lembaga, tujuannya
tetap sama. Begitulah kami mencoba menghibur diri. Betapa tidak, kami seperti
keluarga ceria yang tak ingin terpisahkan bersama mba Fia, mba Ima, mba Mutri,
Justin, Asma’, Irma dan masi banyak lagi wajah-wajah ceria yang lainnya.) Dan
sampai sekarang pun kami sering mengada-ada untuk beragenda dengan modus bisa
berkumpul bersama.
Kami memiliki banyak sekali kosakata baru yang
mungkin hanya kami saja yang tau artinya, kami memiliki semboyan “Think Slow
Move Slow” untuk kaum kami yang statis tidak dinamis, meledaknya semboyan itu
membuat kami semakin gila. Tanpa lihat situasi, tanpa mau peduli, kami selalu
berusaha melancarkan gencatan senjata.
Yang harus tertulis dan tidak boleh terlewat
disini adalah perihal “memakai sepatu”. Diantara kami sama-sama suka pake
sepatu sport-bukan sepatu yang berbau akhwat- tapi porsi sukanya disini saya
jauh lebih besar, karna sering saya melihat sodari Arinul mengenakan sepatu
akhwat. Kembali pada hal “memakai sepatu”, kami berpendapat soal memakai sepatu
ini akhwat selalu terkesan lambat –akhwat disini ya kami sendiri- untuk itu
hanya untuk memakai sepatu sehabis dari masjid ato syuro ato kegiatan yang lain
kami selalu memperlombakannya, bahwa memakai sepatu itu jangan lambat! Cepet-cepetan!
Think Fast Move Fast! Ojok think slow move slow. Ya begitulah, hingga
kecurangan satu sama lain muncul, karna dia memakai sepatu akhwat tentu saja
dia yang akan memenangkan lomba memakai sepatu ini. Tapi tunggu dulu, sekejap
singkat, wiiiingggg…satu pasang sepatu arinul mendarat bebas di dasar tangga
masjid NH yang baru. Dan..yess saya menang perlombaan”cepet-cepetan pake sepatu”.
Ini baru think fast move fast. Hhhha :P
Dengan muka mendendam Arinul tertawa sinis,
entah apa yang akan direncanakannya. Dan ternyata di keesokan hari, dia
mengungkapkan sebuah kejujuran, “kemaren aku ngumpetin sepatu anti, tapi
nyemplung ke jurang, jadinya tak ambil lagi, trus gak jadi tak umpetin”. Ha ha
ha , tawaku langsung meledak. Dasar aura setan, gak di ridhoi bales dendam. Dan
yess,, saya menang lagi :P
Dan entah dengan motivasi apa, kami
bersama-sama nyemplung di Ukm beladiri Univ. -tapi dia mbolosan- edan bukan?
Ah sudah aku menyesal. Aku menyesal menulis
ini. masih panjaaang sekali dan banyak yang terlewatkan. Masih banyak yang
belum kutuliskan, gak rampung juga kalau ditulis..
Arinul kisahmu bersama ukh Asri yang kemudian
berhasil saya lejitkan dengan “duo Asrini”-nya. Arinul dengan ciri khas yang
kemudian berhasil saya sandingkan dengan predikat “akhwat galak”-nya.
Yah itu tentang Arini. Arini Mayan Faani. Teman
sekaligus musuh. Yang bisa menerima semua kisah dan ceritaku. Membantuku dalam
kebuntuan kasus hidup. Membantuku menemukan permainan menjahili orang. Membantuku
memperdalam khasanah agama. Membantuku berdiri tegak di sampingnya. Membuatku tau
arti kata Arini. Membantuku bangga menjadi diri sendiri. Membantuku meringankan
rasa sakit.
Mungkin
aku akan mengucap maaf, tapi kapan-kapan saja ya?
Mungkin
aku akan menjauhimu, tapi kapan-kapan saja ya?
Mungkin
aku akan berhenti berbuat usil padamu, tapi kapan-kapan saja ya?
Jauh darimu itu seperti kehilangan sandera
untuk dianiaya. Ha ha ha :D
Semoga engkau bangga teraniaya olehku, karna
semakin teraniaya bagiku, adalah indikasi kedekatan dan kekerabatan yang hebat
!
Ayo kita nyanyi dulu,
…Kita
telah berjanji bersama,,,Taklukkan dunia ini…Menghadapi segala tantangan..Bersama..Mengejar
mimpi-mimpi… Gigi#sangpemimpi.
Yakinlah ini kan kekal abadi, kita berjumpa dan
terus berjumpa untuk gila-gila dan sukses-sukses selanjutnya.
Arini : Tunjukkan
Padaku !!
hehehe...
ReplyDeletebaru belajar..
bagi ilmunya...