Sedang
memikirkan bagaimana mengawali tulisan ini.
Namun
saya rasa ini jelas terkemuka dan gamblang sekali tanpa harus berpusing-pusing
memikirkan bagaimana cara mengawalinya.. inilah surat pemberontakan yang lembut
sekali untuk anda,
Ini
tentang keluarga, keluarga yang masih saya ragukan kekeluargaannya. Ya. Ini
tentang keluarga, keluarga yang patut dicurigai tentang kasih sayang dan
keikhlasannya tergabung dalam satu keluarga. Kenapa saya merasakan ini ? Hanya saya
sajakah ?
Pijar kasih
sayang layaknya sebuah keluarga, sudah pasti sangat berarti bagi keberlangsungan
–nyaman.ceria.dan bangga- dalam diri setiap anggota yang menjadi bagian dari
keluarga itu. Perlukah saya jelaskan apa itu keluarga ? Tidakkah “anda” tau
sebegitu gampangnya saya menganggap seseorang, sebuah forum, sebuah komunitas,
seketika saja menjadi keluarga ?
Kenalilah
saya kawan, kenalilah saya sebagai anggota keluarga itu. Seringkali saya ingin,
“anda-anda” itu menunjukkan rasa kepemilikan terhadap saya -atau jika saya boleh berbondong-bondong membawa pasukan dan ganti
sapaan- saya ingin rasa kepemilikan terhadap kami itu ada. Bukan hanya sekedar kata. Hingga setua ini saya
disini, masih seperti itukah “anda-anda” itu. Dan sampai kapankah saya harus
menyebut anda -yang merupakan bagian dari keluarga ini- dengan sapaan “anda-anda”,
itu bukan tanpa alasan, sangat beralasan sekali, karena disini sama sekali tak
kutemukan peranan anda sebagai anggota keluarga.
Bagaimana
bisa ? Kau acuhkan kami. Mungkin kami memang cacat di mata anda, tapi, sejauh
ini tidakkah anda melihat kemajuan pesat dari kami yang tentu saja-terlihat
jelas- tidak ada disepanjang perjalanan anda. Tidakkah anda merenung dan
evaluasi diri.
Pepatah mengatakan,
“untuk maju melangkah ke masa depan, bolehlah kita menoleh ke belakang” saya
sepakat dengan hal ini.. untuk maju melanjutkan perjuangan masa depan, kita
memang harus menengok ke belakang, mengevaluasi, mencari bekal membungkus tekad
agar semakin kuat dan hebat, tak goyah sekalipun.. Jika kita berpegang teguh
pada iman, agama kita juga mengajarkan untuk saling mengasihi bukan? Lalu
kenapa? Kenapa masih begini saja???
Seperti itulah
anda seharusnya menyikapi cacat kami itu, agar anda tahu bahwa kami memang berkualitas,
bahwa kami memang pantas menjadi top atas. Tidakkah malu jika disekitarmu “karma”
berdatangan. #maaf
Ini bukan
bermaksud apa-apa, karna kami disini sebagai anggota keluarga yang sepenuhnya merasa
memiliki, ingin dihargai, dan dibina tanpa
harus kami memintanya. Ini bukan dendam untuk anda, ini hanya secarik surat saja
.
Secarik surat
pemberontakan.
Kami berontak karna kami, Rindu
Teladan.
_Salam hangat untuk anda dan
sukses selalu untuk kita semua. J_
Comments
Post a Comment